Connect with us

Lifestyle

Area Konservasi Elang Kamojang Garut Kini Dialiri Listrik Sumber Energi Terbarukan

Published

on

BANDUNG, GENZPEDIA – Lima orang perwakilan dari Society of Renewable Energy Institut Teknologi (SRE ITB), bekerja sama dengan Tim Gerilya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), melakukan pemasangan panel surya (PLTS) sebesar 6 kWp di Kawasan Konservasi Elang Kamojang.

Proyek ini merupakan salah satu dari sebelas titik pemasangan PLTS dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Pertamina Persero. Kegiatan ini bekerja sama dengan SRE nasional dalam rangka mendukung Presidensi G20 yang akan diadakan di Bali pada November 2022.

SRE nasional diberikan kepercayaan sebagai Indonesian Youth Representative untuk turut berkontribusi dalam rangkaian kegiatan menyambut G20 Summit Bali. SRE Nasional sendiri merupakan salah satu organisasi yang menjadi cermin Indonesia dalam gerakan pemuda di sektor energi dan lingkungan.

Pemasangan ini dilakukan untuk mengaliri listrik secara penuh di daerah sekitar Konservasi Elang Kamojang di Garut, Jawa Barat menggunakan listrik dari sumber energi terbarukan.

Hingga saat ini, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia masih bertahan di angka 12.8% secara nasional. Usaha yang dilakukan oleh SRE ini menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.

Penggunaan panel surya ini juga membantu mereduksi 7.8 kg emisi karbon dioksida yang dilepaskan ke udara setiap tahunnya. Selain berdampak secara nasional, pada skala regional kegiatan ini juga memberikan dampak positif baik bagi penduduk sekitar maupun para pengunjung.

Warga dapat merasakan listrik gratis dan ramah lingkungan. Sementara itu, Pusat Konservasi Elang Kamojang dapat menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat yang berkunjung.

Afgan Megantara, presiden SRE ITB 2022/2023 mengatakan, listrik dengan total kapasitas 6 kWp dihasilkan dari pemasangan 11 panel surya kapasitas 54 Wp dengan sistem off-grid. Posisinya diletakkan dengan sistem grounding di tanah.

Ia menjelaskan pada hari pertama pemasangan, dilakukan penyesuaian tempat terhadap objek sekitar seperti pohon-pohon dan joglo agar meminimalisir terkena bayangan sehingga panel surya dapat menerima energi matahari secara optimal. Setelah itu, dilakukan juga pemasangan dengan batako dan mounting.

Sementara itu, instalasi kabel dan operasi kelistrikan lainnya dilakukan pada hari kedua, dengan penguburan kabel di dalam tanah dan perancangan skema listrik sehingga energi matahari yang diterima panel surya dapat dikonversi menjadi energi lisrik dan disimpan dalam bentuk baterai.***

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *