News
Budaya Membentuk Jati Diri Bangsa
JAKARTA, GENZPEDIA – Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan bahwa budaya yang terkandung nilai-nilai luhur dan ajaran budi pekerti menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter bangsa sejak usia dini dalam membentuk jati diri bangsa.
“Budaya inilah yang membentuk jati diri bangsa, maka budaya harus dilestarikan dan dikuatkan,” kata Komjen Pol Boy Rafli dalam keterangannya di Jakarta Minggu 28 Agustus 2022.
Kepala BNPT itu juga meyakini bahwa budaya Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi sarana efektif dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
“Kearifan lokal dari seni dan budaya merupakan bagian dari vaksin pencegahan virus intoleransi, radikalisme dan terorisme,” kata Boy Rafli.
Kecintaan besarnya pada budaya membuat Boy Rafli menginisiasi film animasi berjudul Si Dul “Bikin Bangga Anak Negeri”.
“Film animasi ini bertujuan mengenalkan karakter anak Betawi di masa lalu yang memiliki budi luhur dan agar generasi Indonesia dapat lebih melihat referensi karya sastra Indonesia masa lalu yang masih relevan hingga saat ini,” kata dia.
Sebelumnya, Komjen Pol Boy Rafli Amar menghadiri acara budaya Betawi bertajuk Hajatan Betawi Ke-3 pada 2022 di Pondok Gede, Bekasi.
Sebagai cicit penulis novel kenamaan berlatar budaya Aman Datuk Madjoindo, Boy Rafli pun mewarisi perhatian tinggi pada budaya. Ia getol menghadiri berbagai acara budaya, termasuk budaya Betawi.
Maka saat Kampus 2 Universitas Islam As-syafi’iyah Pondok Gede Kota Bekasi menggelar acara Hajatan Betawi Ke-3 Tahun 2022, Boy Rafli turut hadir.
Acara bertema “Dari Betawi Untuk Jakarta Maju & Bermartabat” menjadi ajang tampilnya aneka budaya Betawi seperti silat tradisional, palang pintu, lenong, lomba pantun, lomba abang none, qasidah, dan pemutaran film Betawi.
Boy Rafli mewarisi kecintaan dari Aman Datuk Madjoindo yang sukses mengangkat Budaya Betawi lewat karya sastra legendaris berjudul Si Doel Anak Betawi.
Aman Datuk Madjoindo menulis novel Si Doel Anak Betawi pada tahun 1932. Saat itu Indonesia belum lahir dan masih dicengkeram Belanda. Novel ini kemudian makin melegenda dengan kisahnya diangkat ke layar kaca dengan sinetron berjudul Si Doel Anak Sekolah.