News
Harganas, Kuatkan Komitmen Atasi Stunting
KABUPATEN KUNINGAN, GENZPEDIA – Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-29 tingkat Jabar digelar oleh BKKBN Jabar bersama Dinas PPKBP3A Kab. Kuningan. Acara tersebut digelar pada Kamis, 28 Juli 2022 di Lap. Pandapa Paramata, Kab. Kuningan. Peringatan kali ini mengusung tema “Ayo Cegah Stunting, Agar keluarga Jawa Barat Bebas Stunting.” Harapan diperingatinya HARGANAS ke-29 yaitu mendorong keluarga Jabar untuk melakukan upaya mencegah stunting, dimulai dari keluarga.
Peringatan HARGANAS kali ini satu rangkaian dengan Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli 2022. Dimeriahkan oleh kegiatan menarik, mulai dari jalan sehat Colow Walk, sepeda santai, dan senam sehat. Selain itu, diadakan pula pemberian beberapa penghargaan, Pengukuhan Forum Anak Daerah Jabar, Pengukuhan Teladan KB, Tim Pendamping Keluarga Prov. Jabar.
Beberapa tokoh turut hadir, di antaranya Gubernur Jabar, Bupati dan Walikota se-Jabar, Ketua TP PKK Prov. Jabar, para Staf Ahli Gubernur, Asisten dan Kepala Perangkat Daerah di lingkung Prov. Jabar, mitra kerja BKKBN Jabar, serta para Kepala Perangkat Daerah Kab. Kuningan.
HARGANAS Menguatkan Komitmen Mengatasi Stunting
Inspektur Utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono yang mewakili Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, dalam sambutannya menyampaikan bahwa HARGANAS adalah momen untuk menguatkan komitmen bersama dalam mengatasi berbagai isu di masyarakat, terutama stunting.
Baca juga: Angka Stunting di Tangsel Naik 3,9%
Pastikan Jabar Zero New Stunting
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam sambutannya mengatakan bahwa stunting menyebabkan generasi muda menjadikan generasi yang gagal bersaing.
“Indonesia kini berada pada urutan ke-16 di dalam G20. Pada tahun 2045, Indonesia digadang-gadang akan berada pada posisi ke-4 dunia. Indonesia bisa menjadi negara Adidaya di 2045 syaratnya banyak, tapi satu yang terpenting, tidak boleh di tahun 2045 generasi mudanya jadi beban negara, harus jadi mesin negara. Beban negara itu meminta bansos, meminta segala urusan diurusi negara, tidak bisa bersaing, ini generasi yang datang dari stunting. Jadi kalau stunting tidak kita berantas saat-saat sekarang, maka golongan stunting ini di 2045 akan mendominasi generasi mudanya yang gagal tumbuh secara fisiknya, berpikirnya dan gagal bersaing,”cetusnya.
Ridwan juga berharap agar seluruh jajaran pimpinan pada lingkup Provinsi Jabar dapat membantu mempercepat penurunan angka stunting di daerah yang dipimpinnya masing-masing.
” Maka mari bersama-sama memastikan Jawa Barat Zero New Stunting,” tutupnya.
Jumlah Stunting Harus Turun
Dilansir dari website paudpedia.kemdikbud.go.id , hingga 2021, prevalensi stunting secara nasional 24,4%. Hal ini masih di atas toleransi WHO yaitu 20%. Sementara dilansir dari stunting.go.id, Wapres RI, K.H.Ma’ruf Amin saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pada Mei 2022 lalu mengatakan prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3%.
Kemudian, jumlah prevalensi stunting di Jabar pada 2021 sebanyak 24,5%. Jumlah ini jauh menurun jika dibandingkan dengan jumlah prevalensi stunting Jabar pada 2018, yaitu 31,5%. Namun, jumlah tersebut masih terbilang banyak karena penduduk Jabar terbanyak se-Indonesia. Berdasarkan data dari opendata.jabarprov.go.id, pada 2021, ada tiga kota di Jabar yang memiliki jumlah persentase terbanyak, yaitu Kota Tasikmalaya (15,46%), Kab. Tasikmalaya (14,93%), dan Kota Cirebon (13,39%).
Sumber: