Trending
Inspiratif! Makna Merdeka Bagi 4 Srikandi Kaltara, Merdeka dari Kekerasan
TARAKAN, GENZPEDIA – Beberapa hari lalu seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-77. Bagi Indonesia, 77 tahun yang lalu merdeka berarti terbebas dari penjajahan.
Namun di masa kini, merdeka tentu memiliki makna tersendiri bagi masing-masing orang, khususnya para perempuan inspiratif di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Berikut rangkuman hasil wawancara redaksi GENZPEDIA:
1. Politisi PDI Perjuangan Noorhayati Andris.
Menurut Noorhayati, kemerdekaan adalah sebuah kebebasan dan tidak terjajah. Tak lupa, di momen kemerdekaan ini dirinya berterima kasih kepada para pejuang, pahlawan yang telah berkorban sehingga kita bebas, terlepas dari penjajahan.
Kata Noorhayati, kemerdekaan yang dirasakan saat ini merupakan hasil reformasi sehingga bebas berdemokrasi, menyampaikan aspirasi, berkarya, mengakses informasi dan bebas bersuara melalui media sosial asalkan tidak melanggar hukum.
“Kebebasan tidak hanya dialami laki-laki melainkan juga perempuan. Saat ini, perempuan bebas mengembangkan diri dan berkarir. Sebab, reformasi dalam mendapatkan kesempatan juga telah di berikan kepada kaum perempuan lewat kesetaraan gender,” kata dia.
Ia juga menyebut bahwa kedaulatan merdeka berarti Indonesia tak lagi berada di bawah kekuasaan pemerintah negara manapun. Hal ini menjadi penanda bahwa Indonesia merupakan negara yang berdaulat.
“Menjadi negara yang berdaulat berarti Indonesia memiliki kekuasaan tertinggi untuk mengatur kehidupan seluruh masyarakatnya dan memastikan keadilan serta kemakmurannya. Dengan mandat untuk mengatur masyarakatnya, pemerintah sepatutnya memastikan di masa sekarang tak ada lagi masyarakat yang merasa tertindas,” katanya.
Bagi kita masyarakat Kaltara, lanjut Noorhayati juga mendapat kenikmatan dari kemerdekaan. Sehingga saat ini masyarakat dapat menyampaikan pendapat, harapan, keinginan dan bebas mengawal kebijakan anggaran Kaltara agar lebih maju dan sejahtera.
“Namun dalam memberikan aspirasi ,saran dan masukan tentu dengan bahasa sopan dan tidak memancing isu SARA, dan ujaran kebencian. Kaltara adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang punya karismatik sendiri. Sebab, wilayahnya berbatasan dengan Sabah dan Serawak Malaysia,” ujarnya.
2. Ketua Ikatan Perempuan Tidung Muda (IPTA) Kaltara, Evy Susanti
Evy Susanti menilai kemerdekaan berpendapat bahwa kemerdekaan adalah momen pemersatu bangsa. Seharusnya, kata dia, dapat menyingkirkan perselisihan dan perbedaan untuk indonesia.
Di mana negara kita penuh keberagaman suku, etnis, budaya, bahasa hingga kuliner. “Sebagai bangsa majemuk kita harus merangkul satu sama lain. Dan inilah makna kemerdekaan indonesia yakni saling toleransi, menghargai terhadap sesama, tidak membeda-bedakan suku, sosial ekonomi, kasta, dan tempat tinggal,” ujarnya.
Kata Evy, di manapun kita berada setiap warga indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama. Tidak ada yang diagungkan, tidak ada yang dirajakan. Sebab, semua sama satu yakni bangsa indonesia yang saling menghargai, saling bahu-membahu, dan bekerjasama memajukan indonesia.
3. Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi Kalimantan Utara (Bawaslu Kaltara) Suryani
“Makna kemerdekaan adalah bagaimana kita sebagai penerus bangsa mengisi kemerdekaan itu sendiri. Artinya melakukan pengabdian kepada bangsa dan negara dengan berbagai peran yang kita miliki. Karena kita tahu kemerdekaan ini diraih dengan perjuangan yang sangat berat dan tak kenal lelah. Maka dari itu, kita perlu memaknai kemerdekaan ini dengan komitmen untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.”
4. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bulungan, Lilis Suryani
Menurut Lilis Suryani, makna kemerdekaan khususnya bagi dia sebagai seorang ibu dan perempuan di dunia penyelenggara adalah perempuan dikatakan merdeka ketika ia bisa mengambil keputusan sendiri.
Selain itu, mampu berjuang dan membebaskan diri dari berbagai kekerasan, serta mendapatkan kebebasan sehingga bisa keluar dari rumah dan berpartisipasi dalam pembangunan. Khususnya dalam mendukung proses demokrasi di indonesia melalui kerja-kerja nyata sebagai penyelenggara.
Lebih dari itu, seorang juga tidak melupakan kodratnya sebagai seorang ibu yang wajib menberikan kasih sayang dan perhatian untuk membentuk anak menjadi soleh dan soleha sehingga bermanfaat bagi negara dan agama.
Bung Hatta sendiri pernah berpesan “Kemerdekaan kita bukan hanya merdekanya sebuah bangsa dari penjajahan, tetapi juga merdekanya setiap individu warga negara dari segala macam penindasan dan penghisapan”. Menurutnya, hal tersebut harus diperjuangkan.
(Ade Prasetia)