Connect with us

News

Jenderal BNPT Ini Ingatkan Ancaman Radikalisme Sasar Generasi Muda Indonesia

Published

on

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigjen Pol R Ahmad Nurwahid

JAKARTA, GENZPEDIA – Generasi muda Indonesia harus siap menghadapi segala macam ancaman. Termasuk ancaman terhadap paham yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, demi mencapai Indonesia Emas 2045.

Demikian dikatakan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid dalam keterangan pers yang diterima GENZPEDIA di Jakarta, Rabu 24 Agustus 2022.

Nurwahid menambahkan bahwa generasi muda pun harus kuat menghadapi segala macam bentuk ancaman dari dalam maupun dari luar sehingga perlu ketahanan ideologi. Sebab  salah satu ancaman ideologi adalah ancaman ideologi radikalisme.

“Dibutuhkan ketahanan ideologi demi tercapainya Indonesia Emas 2045,” katanya.

Dikatakan pula bahwa ideologi atau paham radikalisme adalah paham yang digunakan dengan distorsi agama yang digunakan kelompok-kelompok tertentu demi tujuan politik mereka.

“Radikalisme adalah ideologi atau paham yang dibangun dengan mendistorsi agama, memanipulasi agama, dengan tujuan politik kekuasaan yang tujuan akhirnya mendirikan negara agama versi mereka, dengan ideologi khilafah menurut versi mereka,” kata  alumnus Akpol 1989 ini.

Mantan Kabagbanops Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri ini mengemukakan bahwa penyebaran ideologi atau paham radikal ini ibarat virus-virus. Jika dibiarkan, dapat sebabkan perselisihan dalam masyarakat.

“Mereka menebar virus-virus fitnah ideologi, fitnah bagi agama yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama. Mereka juga mengadu domba antar-umat beragama, menimbulkan fobia terhadap umat beragama. Kalau dibiarkan, akan timbulkan konflik,” katanya.

Ia menyebutkan beberapa virus di antaranya suka mengafirkan orang lain.  Jika terkena virus takfiri, orangnya menjadi eksklusif dan menjadi intoleran.

Oleh karena itu, Nurwahid menekankan bahwa generasi muda harus tetap kuat dalam menahan segala macam tantangan ideologi sehingga bisa terus berada di jalan tengah sekaligus bisa menggapai impian Indonesia Emas pada tahun 2045.

“Kita harus kuat berada di tengah. Jangan terbawa ke kiri dan jangan juga terbawa ke kanan. Esensi baik ideologi kanan kita ambil, esensi ideologi kiri kita ambil. Kita ambil jalan tengah, itulah Pancasila,” ujarnya. (Pradipta Ramadhan)

Bagikan ini