News
Kasus Laka Laut Meningkat, Wali Kota Tarakan Perintahkan Basarnas Lakukan Ini
TARAKAN, GENZPEDIA – Kecelakan laut di Kota Tarakan pada tahun 2022 cukup tinggi mencapai 33 kasus. Kondisi inipun menjadi perhatian serius Wali Kota Tarakan, dr.Khairul, M.Kes.
“Kasus laka laut di Tarakan, tercatat 33 terjadi di 2022 lalu. Sehingga dalam hal ini SAR menjadi tim inti dengan dibantu oleh instansi terkait. Untuk itu, saya berharap semoga kinerja Kansar semakin ditingkatkan,” ucap Khairul Pelatihan Potensi SAR 2023, Teknik Pertolongan di Permukaan Air (Water Rescue) di Hotel Tarakan Plaza, pada Senin 13 Maret 2023.
Khairul mengatakan dalam pertolongan pertama pada kasus kebencanaan, pemerintah tak bisa bergerak sendiri dan membutuhkan sinergitas. Sehingga, ia berterima kasih kepada SAR Tarakan yang mewilayahi seluruh Kaltara atas segala kegiatan yang dilakukan selama ini.
“Seperti pertolongan tanggap bencana di darat, laut dan udara termasuk upaya peningkatan kapasitas stakeholder seperti di kawasan pemerintahan dan masyarakat. Kami memberi apresiasi, bahwa penanggulangan bencana supaya upaya pencegahannya tidak hanya menjadi beban pemerintah semata namun harapan kami seluruh masyarakat juga terlibat,” ucapnya.
Khairul mengatakan pada hakekatnya pentahelix harus memiliki kerjasama yang baik terutama dari pihak pemerintah dan masyarakat termasuk LSM dan Perguruan Tinggi. “Kami harap kita semua saling bekerjasama untuk membangun negara ini termasuk membangun Kaltara dengan potensi dan kemampuan ini,” ungkapnya.
Dalam potensi mengurangi, lanjut Khairul, laka laut terbilang cukup besar kasusnya. Ini biasanya dikarenakan terjadinya over load muatan barang maupun manusia. Selain itu faktor yang memengaruhi laka laut biasanya dikarenakan cuaca yang dalam hal ini biasanya pengemudi kapal maupun speedboat sering memaksa untuk berlayar ditengah ketidakstabilan cuaca.
Namun dalam hal ini, lanjut Khairul nahkoda dan awak kapal seharusnya memikirkan keselamatan penumpang dengan memerhatikan kelengkapan safety.
“Saya perhatian hampir semua speedboat sudah cukup lengkap dengan pelampung. Tapi persoalannya kalau hampir tenggelam, orang tidak berpikir lagi untuk cari pelampung bahkan berpikir melompat keluar. Sehingga disiplin penumpang harus ada dengan menggunakan pelampung walaupun kemungkinan terjadi tidak. Sehingga kalaupun terjadi, korbannya pun lebih kecil,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kota Tarakan, atau Kansar Tarakan, Syahril mengungkapkan pelatihan kali ini berfokus pada water rescue. Tujuannya untuk membina sekaligus memberi edukasi kepada seluruh potensi SAR yang ada di Kaltara. Serta sebagai upaya mendukung respons time atau cepat tanggap personel menyelamatkan jiwa apalagi di pelosok tidak terjangkau Kansar Tarakan, dan bisa ditangani para peserta.
“Sehingga mempermudah dalam penanganan kasus-kasus kecelakaan di perairan. Jadi hari ini 50 peserta datang dari seluruh empat kabupaten dan satu kota di Kaltara. Kami kumpulkan semua dan pusatnya di Tarakan selama enam hari,” ucapnya.
Untuk pemberian teori, lokasi pelatihan dilakukan di Wisma Walet TNI AU. Sedangkan untuk praktik di lapangan dipusatkan di Pantai Amal.
“Setelah ini, ke depannya ada uji kompetensi untuk kepemilikan sertifikasi kecakapan mereka diuji tim sertifikasi. Ada satu observer dari pusdik Basarnas Pusat ikut awasi selam enam hari. Dan ada dari deputi potensi yang menyaksikan kegiatan di Tarakan,” ungkapnya.
Pelatihannya sendiri, lanjut Syahril, water rescue dan penanganan medis untuk korban tenggelam. Ia pun berharap seluruh personel bisa terlatih cepat tanggap respons time dan paham apa yang harus dikerjakan dan bergerak cepat tiba di lokasi melaksanakan kegiatan pertolongan di air. “Setiap tahun ini diadakan. Kecuali saat 2021 dan 2022 kemarin saat covid dihentikan sementara,” ungkapnya.