News
Kisah Sukses Herianto Baan, Alumni GMKI yang Jadi Kepala BPOM Tarakan

TARAKAN, GENZPEDIA– Halo sobat Genzpedia di Tarakan! ada yang baru nih dari GENZPEDIA, redaksi mau ngasih informasi seputar profil pejabat publik di Tarakan.
Dalam artikel kali ini, redaksi GENZPEDIA ingin mengulas profil Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tarakan, Herianto Baan.
Herianto memulai karirnya pada tahun 2006 silam, saat itu ia bekerja di BPOM Jayapura. Setelahnya di tahun 2015 merintis Pos Pom Merauke dan tiga tahun kemudian tepatnya 2018 merintis Lokapom di Timika. Kemudian di tahun 2020, ia dipromosikan menjadi kepala BPOM Monokwari Papua Barat.
Saat itu, ia berhasil membawa BPOM tersebut meraih Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dari Kemenpan-RB. Hebatnya, BPOM Monokwari menjadi satu-satunya unit di Indonesia Timur yang mendapat penghargaan WBK. Baru di tahun 2022 ia dimutasi ke BPOM Tarakan. Herianto ditugaskan mempercepat fungsi pengujian BPOM Tarakan. Selain itu, ia diminta untuk mensejajarkan kinerja BPOM Tarakan dengan BPOM lainnya yang telah lebih dulu berdiri.
Saat pertama kali menginjak kakinya di Kaltara, ia mendapat tantangan tersendiri untuk meredam masuknya barang-barang Malaysia ke Indonesia. Sebab diketahui bersama, Kaltara berbatasan langsung dengan negara Malaysia. Ia pun mengatakan ada perbedaan dan persamaan Jayapura yakni tempat sebelumnya ia bekerja dengan Kaltara.
“Kalau di Jayapura berbatasan juga dengan negara lain seperti Papua. Namun bedanya di Jayapura yang menyuplai bahan-bahan justru Indonesia. Sementara di Kaltara justru Malaysia yang menyuplai. Selain itu, menurutnya Kaltara relatif cukup aman berbeda dengan Papua . Sehingga hal ini memberi keuntungan tersendiri bagi kami untuk bisa memberi pengawasan hingga ke pelosok,” katanya kepada GENZPEDIA saat ditemui di Kantor BPOM Tarakan beberapa waktu lalu.
Berbicara soal hobi, Herianto menyukai joging dan renang. Menurutnya, dengan rajin berolahraga membuat tubuh menjadi lebih sehat. Khusus untuk renang, ia menyukainya karena merasa puas saat dirinya menyeburkan tubuhnya ke air. Ia meyakini dengan melakukan hal tersebut bisa menghilangkan setres.
Semasa kuliahnya, Herianto aktif beroorganisasi. Dari organisasi kesukuan, gereja, profesi dan pemuda. Ia tergabung dalam anggora organisasi Toraja. Sebelumnya, ia juga merupakan alumni Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) saat aktif kuliah di Universitas Hasanuddin (UNHAS). Selain itu, ia sempat menjabat sebagai sekertaris di organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) daerah Papua. Dan menjadi ketua Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) di Papua.Dengan berbagai pengalamanya terutama di organisasi. Tak heran jika Herianto sukses dalam karirnya.
Tak lupa, ia pun menitipkan pesan kepada anak muda khususnya di Tarakan. Ia mengatakan jangan pernah mempertanyakan asal usul kehidupan. Dari suku apa kita dilahirkan serta mempersoalkan status kita, apakah dari keluarga miskin atau kaya. Sebab menurutnya, seseorang tidak bisa menghindari hal tersebut. Yang harus disyukuri adalah tuhan memberikan kehidupan dan pasti Tuhan akan menjaga kita. Yang terpenting adalah kita mau bekerja keras, Manfaatkan sisa kehidupan untuk melakukan hal positif dan jangan sia-siakan masa muda. Gunakanlah masa mudamu untuk bekerja pada hal positif.
(Ade Prasetia)