Connect with us

News

Launching Koperasi Kaltara Di Hati, Simak Pesan Gubernur Zainal Paliwang

Published

on

Launching Koperasi Kaltara Di Hati (Foto: Pradipta/GENZPEDIA)

TARAKAN, GENZPEDIA – Gubernur Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang tampaknya tidak setengah-setengah dalam mengoptimalkan pendapatan asli daerah dari sektor perikanan, khususnya rumput laut.

Hal tersebut tercermin dari upayanya memberikan dukungan terhadap pembentukan Koperasi Kaltara Di Hati, sebuah koperasi produsen multipihak untuk hasil perikanan di provinsi paling bungsu di Indonesia tersebut. “Saya menyambut gembira kehadiran Koperasi Produsen Multipihak Kaltara Di Hati ini dan sekaligus mengapresiasi grand launching ekspor rumput laut milik para anggota koperasi,” kata Zainal kepada Genzpedia di Tarakan, Kamis 16 Juni 2022.

Menurutnya, kehadiran koperasi ini merupakan jawaban dari sejumlah keluhan dan kendala yang dihadapi para nelayan serta gapoktan hasil perikanan di Kaltara. “Selama ini kita hanya menyaksikan rumput laut kita diekspor dari daerah lain, dengan menggunakan nama bukan asli Kaltara. Untuk itu saya mendorong agar rumput laut maupun hasil perikanan dari koperasi ini sudah memiliki merek tertentu, minimal ada kata Kalimantan Utara atau Kaltara,” ujarnya.

Launching Koperasi Kaltara Di Hati (Foto: Pradipta/GENZPEDIA)

Launching Koperasi Kaltara Di Hati (Foto: Pradipta/GENZPEDIA)

Zainal menambahkan, hasil rumput laut Kaltara yang selama ini cukup besar, tapi tidak optimal. “Rumput laut selama ini ke mana larinya. Setahu saya itu pabrik rumput laut di Tangerang 90 persen bahan bakunya dari Kaltara. Tetapi kontribusi untuk PAD tidak ada. Karena rumput laut diangkut ke sana tanpa branding. Karung kosong tanpa identitas Kaltara,” ungkapnya.

Dengan berdirinya koperasi rumput laut di Tarakan agar menjadi branding bagi Kaltara. Artinya, hasil bumi dari Kaltara memiliki identitas dan bisa menunjang pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Rumput laut selama ini dikirim ke Makassar, Surabaya, Jakarta tanpa branding. Polos aja karungnya tanpa identitas, tanpa merek. Kalau setiap karung diberi identitas, orang luar akan mengenal Kaltara. Dan itu akan memberikan kontribusi PAD,” sambungnya.

Termasuk pula ikan bandeng yang berasal dari tambak-tambak masyarakat Kaltara. Dia mempertanyakan pula pemasukannya bagi daerah. Harapannya, jika produk tersebut diekspor ke luar negeri maka melaui simbol dan merek yang ada bisa memperkenalkan Kaltara sebagai provinsi yang menghasilkan produk hasil perikanan dan rumput laut terbesar di Indonesia.

“Semua ini dilakukan demi memajukan perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat Kaltara. Serta sebagai tonggak baru meningkatkan pendapatan asli daerah Kaltara,” katanya. (Pradipta R)

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *