Connect with us

Trending

Liga Inggris: Chelsea Punya Empat Pelatih Dalam Satu Musim! Gokil

Published

on

GenZpedia, London – Kursi kepelatihan Chelsea tampaknya belum menunjukan progres yang berarti untuk proyek jangka panjang seperti yang manajemen rencanakan. Pasca-pemecatan Graham Potter dari kursi kepelatihan, Senin (03/04) Julian Naglesmann dan Luis Enrique menjadi dua nama favorit pengganti Potter.

Sebagaimana melansir akun Twitter Fabrizio Romano, tampaknya dua pelatih top Eropa itu tidak ingin buru-buru menunggangi jabatan kepelatihan di tengah musim. Sambil menunggu kedatangan pelatih baru, asisten pelatih Bruno Saltor menggantikan peran pelatih sebelumnya.

Meski begitu, tampaknya Bruno Saltor tidak akan memberikan hasil yang progresif terhadap skuat mewah Chelsea saat ini. Oleh karenanya, pihak manajemen The Blues mencoba untuk mendatangkan pelatih interim baru untuk mengarungi musim 2022/2023 yang sebentar lagi selesai.


Frank Lampard Sebagai Pelatih Interim! Untuk Apa?

(Foto: Twitter @FabrizioRomano, Frank Lampard saat masih menjadi pelatih Everton)

Setelah pemecatan Graham Potter dari kursi kepelatihan Chelsea, manajemen akhirnya menunjuk kembali Frank Lampard sebagai pelatih interim hingga akhir musim. Lampard akan menjadi pelatih keempat The Blues untuk satu musim yang sama hingga setidaknya sampai akhir musim 2022/2023.

Penunjukan sang lagenda untuk kembali menjadi pelatih Chelsea tampaknya menuai banyak pertanyaan, karena pelatih sementara saat ini masih layak untuk membuktikan dirinya. Ya! Bruno Saltor sebagai asisten pelatih Potter tampaknya memiliki kapasitas untuk sekedar menjadi pelatih interim.

Lagipula sudah tidak ada lagi target yang dapat manajemen The Blues kejar musim ini. Target paling realistis yang mungkin saja tim asal kota London itu bisa capai adalah menduduki peringkat enam besar klasemen Liga Inggris. Target besar Liga Champions rasanya tidak mungkin terjadi bagi Chelsea meski  keajaiban bisa saja terjadi.

Tugas Lampard ke depan adalah bagaimana membangun chemistry antar pemain yang sejatinya hilang saat bersama Potter. Seperti apa yang pernah disampaikan oleh Justininus Lhaksana atau yang akrab dipanggil Coach Justin. Coachy menyatakan jika permainan Chelsea selalu terlihat individualistis.

Coach Justin juga menyatakan jika hal ini terjadi akibat tidak dapatnya Potter mengendalikan ruang ganti pemain yang penuh dengan pemain bintang. Pelatih sekelas Potter tidak bisa menunjukan “i’m the boss” kepada seluruh pemain.

Tapi, akankah Lampard dapat menunjukan kemampuannya dalam menahkodai skuat mewah Chelsea saat ini? Atau justru Lampard akan kembali gagal seperti yang terjadi saat ia menunggangi Chelsea pada tahun 2019 silam dan saat menunggangi Everton kemarin.

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *