Connect with us

Trending

Liga Inggris: Graham Potter Santuy Hadapi Ancaman Pembunuhan!

Published

on

GenZpedia, London – Rentetan hasil buruk The Blues Chelsea belakangan ini membuat pelatih mereka, Graham Potter mendapatkan ancaman pembunuhan. Mengutip dari BBC Sport, Potter mendapatkan e-mail yang berisi ancaman pembunuhan bahkan ancaman itu juga kepada anaknya.

Ancaman tersebut disinyalir berasal dari fans The Blues yang menekan agar sang juru taktik mengundukan diri dari kursi kepelatihan. Tentu saja, Potter merasa tertekan dengan acaman tersebut, terlebih tekanan tersebut menjadi lebih berat bagi Potter yang belum meraih kemenangan konsisten.

Bayangkan saja, dari 14 pertandingan, Potter hanya mampu meraih dua kemenangan di berbagai kompetisi. Laga terakhir Chelsea di Liga Inggris saja harus takluk dari Southampton. The Blues juga harus menelan pait-pait kekalahan di Liga Champions kontra Broussia Dortmund dua pekan lalu.

Para fans muak dengan tren buruk skuad Chelsea yang mewah. Sang pelatih menjadi bulan-bulanan semua pihak atas tren buruk Chelsea, terlebih bagi fans. Meski begitu lagenda Chelsea, Pat Nevin, meminta fans untuk tetap percaya proses yang sedang Potter lakukan.

(Baca juga: Mantan Pemain The Blues Mohon Pelatih Chelsea Tidak Dipecat)

Saat konferensi press kemarin, Potter tetap meyakinkan bahwa Ia akan terus melakukan yang terbaik bersama Chelsea. “Aku akan terus melakukan yang terbaik di Chelsea. Jika usaha terbaikku tidak cukup (bagi fans), tidak masalah. Aku menerimanya” ungkap sang juru taktik berumur 47 tersebut.

Graham Potter Menyalahkan Thomas Tuchel?

(Foto: akun Twitter @CFCDon)

Melansir dari DailyMail, salah satu faktor utama yang membuat Chelsea tampil buruk adalah akibat pramusim yang buruk saat masih bersama Thomas Tuchel. Potter mengungkapkan sebagaimana pengalaman pemain senior yang mengikuti pramusim di Amerika Serikat pertengahan tahun lalu.

Eks pelatih Brighton itu tidak bermaksud menyalahkan Tuchel atas performa skuad Chelsea saat ini. Bagaimanapun kondisinya, Potter menilai pramusim bersama Tuchel tidak berjalan sebagaimana mestinya. Seharusnya, pramusim menjadi ajang untuk mempersiapkan pondasi fisik pemain yang akan mengarungi musim panjang.

Bagikan ini