Indepth
Pak Khairul, Tarakan Terancam Krisis Air Bersih!
TARAKAN, GENZPEDIA – Debit air sedikit, warna cenderung kuning. Kondisi air tersebut ternyata kerap dikeluhkan masyarakat Kota Tarakan beberapa hari terakhir ini.
Ya, hal ini terjadi karena beberapa embung mengalami kekeringan karena minimnya curah hujan. Salah satunya embung Binalatung yang menjadi prioritas aliran air oleh pihak Perumda Tirta Alam (PDAM) Kota Tarakan.
Selain itu, peningkatan jumlah penduduk di wilayah juga menjadi pemicu peningkatan suplai air bersih sehingga dalam hal ini. Tak ayal, tidak sedikit pihak yang berperan, salah satunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan.
Mereka mau tak mau turut terjun langsung mencari alternatif solusi atas problema yang dihadapi. “Kalau berbicara kemarau basah, berarti berbicara kelembaban. Mungkin kelihatan mendung, teduh ini kok tidak hujan. Akibatnya sampai hari ini sering mendapat informasi teman-teman pengelolah air bersih terutama PDAM, debit air yang dikelola itu minim,” kata Kepala Seksi Pencegahan BPBD Paoloes Dwi Boedi Soenjoto, kepada GENZPEDIA baru-baru ini.
“Padahal kalau berbicara cuaca kita teduh, kenapa kekeringan?, Karena fenomena ini harus kita waspadai. Harus ada alternatif yang dihadirkan,” ujarnya lagi.
Maka, kata dia, untuk suplai air bersih pihaknya mendorong rekan yang membidangi ada PDAM Tarakan dan kelompok usaha penyedia air lainnya untuk sama-sama berkontribusi.
“Yakni bagaimana nilai keseimbangan kebutuhan masyarakat pada akhirnya ada nilai cost lebih yang harus dihadirkan, antisipasi kita sampai kesana,” kata dia.
Apabila dalam hal penanganan tersebut masih mengandalkan penampungan yakni embung, pihaknya mengusulkan adanya alternatif solusi lain dengan tetap memperhatikan kaidah teknis yang semestinya dipatuhi.
Menjawab krisis air bersih yang dialami masyarakat, Wali Kota Tarakan Khairul menilai jika keringnya embung penyuplai air PDAM karena sedimentasi. Hal inilah yang menjadi pemicu faktor layanan air bersih menjadi hambatan
“Seperti ada air macet, terus tiba-tiba jalan itu pasti keruh karena sedimentasi dari embung tadi masuk ke semua pipa, kemudian didorong lagi. Kedua, bisa jadi ada pipa bocor terjadi entrusi dari kanal sekitar jadi keruh,” kata khairul kepada GENZPEDIA saat dijumpai di kantornya.
“Nanti saya akan meminta Perumda Tirta Alam untuk mengecek lagi atau mungkin pendangkalan akibat sedimentasi itu mungkin perlu dilakukan normalisasi supaya daya tampung lebih banyak, siapa tahu asa yang bocor,” ujarnya.
Sebagai informasi wilayah Kota Tarakan saat ini memiliki 5 embung di antaranya embung Bengawan, Binalatung, Indulung, Rawasari dan Persemaian. Di mana dalam cakupan pengoperasiannya, embung Binalatung memiliki tingkat pensuplai air tertinggi dibanding embung lainnya. (Poernama S)