Connect with us

News

Pak Wali Wajib Baca! Sistem PPDB Zonasi Error, Puluhan Wali Murid Geruduk SMAN 1 Tarakan

Published

on

Sejumlah orang tua calon siswa protes di depan SMAN 1 Tarakan (Foto: Dedy/GENZPEDIA)

TARAKAN, GENZPEDIA – Syahdan, ada yang berbeda di depan SMA Negeri 1 Kota Tarakan. Siang itu, Senin 11 Juli 2022, tampak puluhan orang tua yang meneriakkan kalimat protes di salah satu sekolah favorit di Tarakan tersebut.

Ya, mereka protes sistem zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Tarakan dinilai merugikan puluhan calon siswa asal Kelurahan Karang Rejo.

Salah seorang wali murid, Ibu Yet yang berdomisili di kelurahan Karang Rejo mengatakan, tidak menerima hasil PPDB lantaran anaknya tergeser dari seleksi. Padahal jarak dari kediamannya terbilang cukup dekat dengan SMAN 1 Tarakan.

“Kami gak terima kenapa anak kami gak keterima. Kami datang kesini mau cari solusi padahal anak kami lulusan SMP N 2. Kenapa banyak dari SMP 1 diterima disini,” ujar Ibu Yet kepada GENZPEDIA.

Menurut Ibu Yet, nasib yang sama juga dialami warga lainnya. Padahal menurut ceritanya, mereka sebelumnya diterima lewat jalur zonasi SMP Negeri 2 Tarakan yang berlokasi dekat di lingkungannya tidak diterima di SMA Negeri 1.

Ibu Yet bersama puluhan wali murid lain melakukan protes lantaran tak bisa terima, anaknya dinyatakan tidak diterima di SMAN 1 Tarakan, padahal menurutnya jarak rumahnya dan sekolah tersebut hanya 400 meter.

“Kenapa dari SMP yang jauh-jauh itu kaya SMP 1 diterima. Aku 400 meter aja di RT 9 Karang Rejo ini. Selain SMP 2 kan di luar zonasi. Seperti kami ini kan jelas-jelas SMP 2 dekat juga dari rumah bisanya tidak diterima, sedangkan SMP 2 menerima kita padahal SMP 2 dengan SMA 1 satu dinding aja,” tuturnya.

Ibu Yet juga mempertanyakan mengapa anaknya yang merupakan lulusan SMPN 1 Tarakan tak diterima di SMAN 1 Tarakan padahal letaknya hanya saling berbatasan tembok sekolah.

“Padahal kan waktu SMP masuk lewat jalur zonasi juga masa iya beda dinding aja gak diterima. Masalahnya swasta ini mahal dek kalau tadi nda mahal ya kita nda ambil pusing sudah,” ucapnya.

Dikatakan Ibu Yet, anaknya sempat diarahkan pihak panitia PPDB SMA Negeri 1 Tarakan mendaftar di SMK Negeri 1 Tarakan namun juga tertolak.

“Ini masalahnya sekarang anak saya datanya ada di SMEA (SMK N 1) dan saya di suruh urus ‘alihkan aja ke SMEA bu mana tau diterima’ jadi saya alihkan lah datanya anak saya kesana, ujung-ujungnya gak diterima juga. Jadi data anak saya nda ada sudah disini di SMA 1 ni,” tutur Ibu Yet mengeluhkan sistem zonasi.

Ditambahkan Ibu Yet, dirinya bersama puluhan wali murid berharap ada kebijakan penambahan rombongan belajar (rombel) agar anaknya bisa terdaftar di sekolah terdekat sehingga dapat meringkankan  biaya sekolah.

“Gimana caranya anak kita bisa sekolah. Belum ada melamar ke lain. Maunya kita penambahan lokal, ya diterima lah biar bisa dekat sekolah jadi kita gak mengantar kita nda repot nda tambah biaya lagi,” ujarnya. (Dedy S).

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *