NGAMPRAH, GENZPEDIA – DPD PDI Perjuangan Jawa Barat menyebut program petani milenial sebagai program yang gagal dan salah sasaran. Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono, seharusnya program ini diperuntukkan bagi anak-anak petani.
“Ketika program ini diperuntukkan secara random yang didasarkan seleksi seperti kemarin, ini tidak akan menjamin keberlangsungan petani di Jawa Barat,” ucap Ono.
Ono melihat program itu serba terburu-buru. Bahkan Ono menyebutkan ada yang dinyatakan lolos sehari sebelum inaugurasi. Bahkan untuk ketersediaan lahan, kata Ono, tidak semua peserta program memiliki. Belum lagi sebagian besar peserta bukanlah petani. Sehingga sulit bisa menghasilkan produk yang diharapkan.
Belum lagi persoalan skema permodalan yang tidak jelas. Ia menemukan banyak petani yang tidak menyangka berutang banyak. Ditambah lagi, skema pendampingan yang tidak jelas.
“Seharusnya program ini ditujukan untuk anak petani yang menjadi generasi baru petani melanjutkan profesi di keluarganya,” katanya.
Persoalan alih fungsi lahan pertanian, kata Ono, berada di tangan petani. Ketika ia merasa lahan pertaniannya tidak lagi menguntungkan, maka lahan akan dijual. Ono menyebutkan setahun bisa sampai 100 ribu hektare lahan pertanian beralih fungsi.
Namun dengan program petani milenial yang menyasar keluarga petani, dapat menjamin adanya lahan pertanian abadi. “Program ini memberikan beasiswa bagi anak-anak petani sejak pendidikan dasar hingga tinggi. Dengan syarat, mereka nantinya meneruskan usaha keluarganya sebagai petani,” ujarnya.
Dengan demikian, program akan berjalan dengan baik karena ada skema yang jelas. Ono menyebutkan pihaknya akan menyampaikan hasil evaluasi mereka terkait program petani milenial.***