News
Rusia Masih Invasi Ukraina, Yenny Wahid: Misi Jokowi Tidak Gagal
JAKARTA, GENZPEDIA – Rusia masih melakukan invasi kepada Ukraina usai kunjungan Jokowi ke dua negara tersebut. Politikus Indonesia, Yenny Wahid menyampaikan bahwa misi perdamaian yang dibawa Presiden Jokowi tidak gagal, karena masih banyak sasaran lain yang ingin dicapai oleh Jokowi.
Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia pada Rabu29 Juni lalu merupakan manifestasi kepedulian Indonesia terhadap situasi di Ukraina. Dilansir dari Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi menyampaikan pemerintah Indonesia berusaha memberikan kontribusi bantuan termasuk obat-obatan dan komitmen rekonstruksi salah satu rumah sakit di sekitar Kyiv.
“Isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. Konstitusi Indonesia mengamanatkan agar Indonesia selalu berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu dalam pidatonya saat berkunjung ke Rusia.
Setelah kunjungan kenegaraan tersebut, Rusia masih melakukan invasi terhadap Ukraina. Yenny Wahid melalui akun twitternya @yennywahid menyampaikan bahwa misi Jokowi tidak dapat ditafsirkan gagal hanya karena Presiden Rusia, Vladimir Putin tetap melakukan serangan ke Ukraina.
“Dalam pengamatan saya, banyak sasaran lain yang ingin dicapai oleh Presiden selain menghentikan konflik bersenjata. Yang tidak kalah pentingnya, misalnya mengamankan rantai pasokan bahan makanan dan energi,” ungkapnya.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Jokowi saat berkunjung ke Rusia, “Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, energi dapat segera diperbaiki karena ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang bahkan miliaran manusia,” ujar Jokowi, Kamis (30/6/2022).
Salah satu bahan pangan yang dipasok Ukraina ke Indonesia adalah gandum yang dijadikan bahan baku pembuatan roti dan mie. Berdasarkan data dari opendata.jabarprov.go.id, Ukraina merupakan pemasok gandum terbesar di Indonesia pada tahun 2020 dengan rata-rata pasokan 1,29 juta ton per tahun.
Invasi yang terjadi di Ukraina telah menyebabkan harga gandum global naik 5,35%. Jika invasi terus berlanjut, maka harga produk olahan berbahan dasar gandum bisa naik, karena pasokan gandum dari Ukraina tidak bisa keluar ke pasar bebas.
Menurut Yenny, Jokowi sedang memperjuangkan pasokan gandum dari Ukraina agar bisa keluar ke pasar bebas termasuk ke Indonesia, sehingga tidak terjadi kenaikan harga bahan makanan seperti kasus minyak goreng. Yenny juga mengimbau masyarakat agar berbangga karena presiden Jokowi telah melakukan upaya untuk mencapai perdamaian dan kesejahteraan bagi umat manusia.