News
Tolong Pak Khairul, Tumpahan Minyak di Karang Harapan Bikin Mati Lahan Pertanian Warga

TARAKAN, GENZPEDIA – Masyarakat Provinsi Kalimantan Utara saat ini tengah menghadapi cobaan berturut-turut. Usai masyarakat Malinau yang terdampak jebolnya tanggul kolam limbah batu bara milik PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC) kepada Pemkab Malinau, kini giliran masyarakat Tarakan merasakan pencemaran air akibat tumpahan minyak yang diduga milik Pertamina.
Musibah pencemaran lingkungan tersebut dialami warga di sekitar wilayah Karang Harapan, Tarakan Barat sejak beberapa hari lalu. Berdasarkan pantauan redaksi GENZPEDIA, Selasa 23 Agustus 2022, tepatnya di Gang Jagung RT 8, ternyata masih menyisakan dampak lingkungan bagi masyarakat.
Sebut saja bau menyengat bensin masih tercium, selain itu warga pun khawatir tumpahan minyak tersebut mencemari lahan pertanian mereka. Pasalnya, sungai dan drainase di sekitar wilayah juga mulai terdampak.
Hal itu pun diamini warga Gang Jagung, Hana. Ia mengaku dirinya takut lahan pertanian warga terkontaminasi tumpahan minyak. “Kalau air untuk siraman tanaman kita punya sumur kecil sendiri tapi takutnya kalau hujan lalu banjir, air minyak di parit naik masuk ke tanaman bisa mati,” kata Hana kepada GENZPEDIA, Rabu 24 Agustus 2022.
“Itu sangat mengganggu tanaman petani, karena kalau tanaman itu kena air minyak otomatis mati,” kata dia lagi.

Hana, warga yang terdampak tumpahan minyak
Hana pun berharap Pemerintah Kota Tarakan bersama instansi terkait segera turun mengatasi musibah ini. Apalagi, lanjutnya, sumur-sumur kecil milik warga mulai ada muncul sedikit berminyak.
“Kalau bisa diperbaiki segera, karena sumur kecil kami sudah ada tanda-tanda tercemar tumpahan minyak. Ada tanda berminyak minyak gitu, sebelumnya memang airnya ga jernih betul tapi sesudah bocor ini memang rada berminyak. Airnya pun masih ada baunya, jadi tidak bisa dipakai,” ujarnya.
Senada, Ketua RT 8 Kelurahan Karang Harapan, Jumiati pun mengeluhkan hal yang sama. Bahkan dirinya mengungkapkan kebocoran pipa minyak tersebut sudah terjadi sejak 2 minggu lalu.

Jumiati, Ketua RT 8 Kel Karang Harapan
“Saya memang sudah lihat (kebocoran pipa). Tapi waktu itu memang belum begitu parah, waktu itu lagi ada peninjauan semenisasi sekitar 2 minggu yang lalu. Karena waktu peninjauan semenisasi itu saya kesitu lihat memang ada (kebocoran),” kata Jumiati.
Pihaknya pun berharap hal yang sama dengan Hana, yakni pemerintah daerah menangani musibah ini. “Harapan kita maunya secepatnya ditindak, jangan sampai berlarut larut seperti ini soalnya kalau memang petani banyak di dalamnya pastinya kasihan mereka,” kata Jumiati. (Poernama S)