Lifestyle
Unit 731 Jepang Lakukan Eksperimen Mengerikan Selama Masa Perang Dunia II
Perang Dunia II membuat luka yang dalam bagi banyak korban. Salah satunya korban dari Unit 731 Militer Jepang.
Unit 731merupakan sebuah unit militer rahasia yang terlibat dalam serangkaian eksperimen kejam terhadap manusia.
Eksperimen ini melibatkan berbagai tindakan sadis, mulai dari penyayatan dan pemotongan manusia tanpa dibius, termasuk menginfeksi penyakit yang mematikan.
Tujuan utama dari eksperimen ini adalah untuk memahami efek penyakit, senjata, dan faktor-faktor genetik terhadap tubuh manusia.
Tindakan ini tentu tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga merusak
moral dan etika kemanusiaan.
Unit 731 menjadi contoh kelam tentang bagaimana ambisi ilmiah dan militer yang
tidak terkendali dapat menghasilkan kekejaman yang kita tidak bayangkan sebelumnya.
Sejarah Unit 731
Unit 731 ini merupakan suatu unit rahasia militer jepang untuk mengembangkan senjata biologis yang dilakukan selama masa perang dunia II.
Unit ini berpusat di pinggiran kota Harbin, Tiongkok. Memiliki laboratorium besar yang terdiri dari 150 gedung dan 5 perkemahan satelit dengan 3.000 ilmuwan dan teknisi bekerja di dalamnya.
Unit 731 dibagi menjadi 8 divisi, masing-masing divisi diberi jatah tenaga ahli, ratusan objek eksperimen, serta berbagai fasilitas pendukung.
Pendirian Unit 731 ini dilatar belakangi, ketika Jepang ingin mempertahankan eksistensinya dalam perang dunia II.
Saat itu kaisar Hirohito dan para pimpinan militer jepang sadar, setelah perang melawan China dan Rusia, pihaknya tidak memiliki sumber daya untuk memulai perang besar. Maka, cara terbaik untuk menutup kekurangan tersebut adalah dengan mengembangkan senjata pembunuh berskala besar.
Kemudian, ditunjuklah seorang ilmuwan sekaligus dokter di angkatan darat bernama Shiro Ishii.
Shiro Ishii dulunya mahasiswa kedokteran, spesialisasi bakteriologi
di Kyoto Imperial University. Sejak masih di bangku kuliah, dia memang dikenal sebagai seorang yang ambisius dan keras kepala.
Setelah Shiro Ishii menyelesaikan program masternya, Ishii ditugasi untuk mendalami soal senjata biologis ke Barat.
Selama hampir dua tahun itu lah, Ishii berkelilingi ke Eropa dan Amerika, Ishii memperluas pengetahuannya tentang senjata biologis dan kimia yang sudah dikembangkan semasa Perang Dunia I.
Sosoknya memang menjadi perhatian para petinggi militer Jepang karena ia kerap membuat penelitan yang mengesankan. Maka itu, pada 1932, Ishii dan timnya
merencanakan untuk membangun pabrik senjata biologis, agar dapat memproduksi secara massal senjata buatannya.
Ishii memimpin para ilmuwan untuk mengujicobakan hasil penelitiannya kepada manusia.
Kemudian, ia menetapkan daerah Harbin di Tiongkok sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Maka berdirilah Unit 731, yang ia pimpin.
Eksperimen UNIT 731
Subjek penelitian Unit 731 pada awalnya adalah sukarelawan, yang berasal dari para tentara, para kriminal, dan orang miskin setempat.
Para sukarelawan itu sebelumnya mengisi formulir persetujuan dan mendapatkan bayaran kecil. Namun, ketika stok sukarelawan semakin menipis, Unit 731 malah menggunakan para tawanan perang dari China, Rusia, bahkan Amerika untuk subjek eksperimenya.
Sejak itulah, eksperimen Unit 731 semakin ini semakin menggila.
Berdasarkan penelitian dari Institute of Cultural Relics and Archaeology di Provinsi Heilongjiang, Unit 731 melakukan eksperimen sadis dengan membunuh sekitar 12.000 pria, wanita, dan anak-anak. Dengan melakukan Eksperimen berupa pengujian granat, bom bakteri, penyemburan api, hingga senjata kimia.
Bahkan Unit 731 menyebabkan wabah penyakit yang menewaskan ratusan ribu orang karena menjatuhkan kutu yang terinfeksi wabah yang sudah dibiakkan di laboratorium dengan pesawat terbang di atas kota China.
Yoshimura Hisato, seorang ahli fisiologi yang ditugaskan di Unit 731, secara rutin merendam anggota tubuh tawanan dalam bak berisi air es dan menahannya sampai lengan atau kaki membeku dan lapisan es terbentuk di atas kulit.
Menurut salah satu saksi mata, anggota badan tawanan tersebut menjadi keras bahkan mengeluarkan suara seperti papan kayu saat dipukul dengan tongkat.
Hisato juga mencoba berbagai metode untuk menghangatkan kembali bagian tubuh tawanan yang beku itu dengan cepat.
Dia melakukannya dengan cara menyiram anggota badan dengan air panas, atau memegangnya di dekat api.
Terkadang, Hisato juga membiarkan tawanan itu tidak dirawat semalaman untuk melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan darah para tawanan untuk mencairkannya.
Eksperimen Unit 731 tidak memiliki batasan moral apa pun. Untuk mempelajari penyebaran penyakit menular seksual seperti sifiliss saja, dokter Unit 731 memaksa subjek penelitian untuk memperkosa dan menghamili tahanan wanita.
Beberapa wanita yang dipaksa hamil itu menjadi subjek penelitian untuk mempelajari perkembangan penyakit selama kehamilan dan penularan penyakit kepada janin
Selain itu, salah satu kisah paling mengerikan tentang kekejaman Unit 731 adalah kisah pembedahan tanpa anesti, artinya dibedah secara hidup-hidup.
Tindakan ini dilakukan terhadap ribuan korban yang sebagian besar tahanan komunis china serta anak-anak dan petani lanjut usia.
Mereka terjangkit penyakit seperti kolera dan wabah penyakit, lalu organ mereka akan diambil untuk diperiksa sebelum mereka meninggal untuk mempelajari dampak penyakit tersebut tanpa pembusukan setelah kematian.
Ketika tubuh seorang yang menjadi subjek eksperimen habis atau tidak lagi menarik, biasanya akan ditembak atau dibunuh dengan suntikan mematikan, beberapa juga dikubur hidup-hidup oleh Unit 731.
Maka itulah, tak satu pun tawanan yang masuk ke Unit 731 akan keluar dengan selamat.