Connect with us

News

Waspada Sesar Lembang, Jangan Panik! Begini Potensi Bencana dan Antisipasinya

Published

on

GenZpedia, Bandung – Jawa Barat merupakan wilayah yang memiliki sejumlah sesar aktif yang berpotensi memicu terjadinya gempa bumi, diantaranya Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri. Sesar adalah retakan tanah yang disebabkan pergeseran atau pergerakan tiga lempeng tektonik besar, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.

Sesar Lembang

Sesar Lembang adalah patahan atau retakan bumi yang terjadi akibat adanya pergerakan dari lempeng permukaan bumi di wilayah yang kita kenal sebagai daerah Lembang, Jawa Barat. Sesar ini membentang dari Gunung Batu Lembang hingga Padalarang dengan panjang sekitar 29 km. Menurut peneliti, sesar ini pernah aktif dua kali dan menimbulkan gempa dahsyat pada 50 tahun sebelum Masehi dan sekitar abad ke-15.

Mengutip Pusat Vulkanik dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ada empat kecamatan yang berada di jalur Sesar Lembang, yaitu Parongpong, Cisarua, Lembang, dan Padalarang.

Aktivitas dan Potensi Sesar Lembang

Sesar Lembang
Sumber: BMKG

Dilansir dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sesar Lembang bergerak dengan kecepatan 4 mm per tahun. Hal ini diperkirakan berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitude 6,8 hingga 7. Kota Bandung merupakan daerah yang diperkirakan akan paling terdampak apabila terjadi gempa tersebut, kemudian disusul kawasan utara Cimahi meskipun jaraknya sekitar 8 km dari titik awal sesar. Di Kota Bandung, guncangan paling parah diperkirakan akan menimpa Kecamatan Gedebage karena lokasinya bekas danau purba yang berada pada titik paling rendah.

Menurut peneliti, Mudrik Daryono, Sesar Lembang memiliki periode ulang 170-670 tahun. Sekarang sudah memasuki tahun ke 560 tidak pernah terjadi pergerakan, maka patut diwaspadai bahwa kita sedang berada di fase pelepasan energi itu.

“Tapi, kapan (gempa) akan terjadi kita tidak tahu. Bisa jadi dalam waktu yang sangat dekat atau 100 tahun yang akan datang,” ujar Mudrik. Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Pakar Gempa ITB, Irwan Meilano bahwa kita sulit memprediksi kapan gempa akan terjadi, tetapi kita bisa memprediksi besar guncangan yang mungkin terjadi (dilansir dari Kompas.tv, 9/12/2022).

Selama periode 2009-2015, BMKG mengidentifikasi telah terjadi empat gempa di sepanjang jalur Sesar Lembang. Kecamatan Cisarua pernah menjadi salah satu wilayah yang diguncang gempa dengan magnitude 3,3 pada 23 Agustus 2011. Gempa ini mengakibatkan sekitar 384 unit rumah rusak sedang dan 9 unit rusak berat.

Dilansir lipi.go.id, peneliti LIPI, Eko Yulianto menjelaskan bahwa kerusakan bangunan akibat gempa di sekitar sesar juga disebabkan oleh tanah endapan danau purba yang sekarang menjadi wilayah Kota Bandung. Tanah endapan tersebut terbilang muda dan tidak memiliki karakteristik yang kuat sehingga apabila diguncang sedikit saja dapat mengakibatkan kerusakan yang cukup parah.

Hal itu didukung dengan hasil riset Badan Geologi Kementerian ESDM sejak tahun 1980-an tentang penurunan muka tanah di wilayah cekungan Bandung dan sekitarnya. Dilansir dari esdm.go.id, beberapa wilayah endapan danau memiliki lapisan batuan yang dominan mengandung lapisan lempung yang lunak. Hal ini berpotensi mengakibatkan penurunan muka tanah yang disebut dengan land subsidence.

Antisipasi Bencana Gempa Bumi

Sebagai tindakan preventif, ahli geologi, Danny Hilman menyampaikan bahwa masyarakat harus prepare membuat zona keselamatan dengan tidak membangun rumah di jalur Sesar Lembang. Masyarakat juga diharapkan membuat konstruksi rumah yang tahan gempa. “Rumah boleh rusak, tapi jangan sampai roboh,” pungkas Danny (dilansir dari Kompas.tv, 9/12/2022).

Sobat GenZ kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi, namun apabila sewaktu-waktu kamu merasakan gempa, kamu bisa lakukan cara di bawah ini untuk melindungi diri.

  1. Jangan panik. Jika gempa melanda, tetaplah tenang dan segera mencari tempat perlindungan yang dirasa aman.
  2. Apabila ada didalam ruangan, segeralahn membungkuk di bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari benda-benda yang jatuh. Peganglah kaki meja untuk membantu menjaga keseimbangan tubuhmu. Jika tidak ada meja, kamu bisa gunakan kursi atau benda lainnya yang dapat melindungi tubuh, terutama kepala.
  3. Menjauhlah dari kaca, benda-benda yang mudah jatuh, dan tangga.
  4. Tetap diam di tempat. Melangkah saat gempa tanpa perlindungan akan berisiko membuat kamu terjatuh atau tertimpa benda. Setelah gempa mereda, segera keluar dan menuju tanah lapang.
  5. Jika kamu berada di dalam gedung, jangan menggunakan lift atau eskalator, tetapi gunakanlah tangga evakuasi dan segera menuju tanah lapang. **

 

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *