Connect with us

News

Angka Kematian Ibu dan Anak di Kab. Serang Masih Tinggi

Published

on

kematian ibu dan anak serang
Ilustrasi Kematian Ibu dan Anak | pixabay.com

SERANG, GENZPEDIA – Hingga saat ini, jumlah angka kematian ibu dan anak di Kabupaten Serang masih tinggi. Wakil Bupati Serang, Pandji Tirtayasa menyebutkan tingginya kasus tersebut yaitu empat terlalu dan tiga terlambat.

Maksud dari empat terlalu adalah kawin terlalu muda, kawin terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak. Sementara tiga terlambat di antaranya terlambat sampai di tempat pelayanan, terlambat mengambil keputusan, dan terlambat dapat penanganan.

Kasus Kematian Ibu dan Anak di Kab. Serang Fluktuatif

Pandji menuturkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, jumlah kasus kematian ibu dan anak fluktuatif. Pada 2020, ada 64 kasus ibu meninggal baik saat melahirkan atau pun sebulan pasca melahirkan. Kemudian pada 2021 naik menjadi 77 kasus. Sementara pada 2022 ada 52 kasus.

Baca Juga: Atasi Stunting di Kabupaten Lebak Sejak Remaja

Tingginya kasus kematian ibu menjadikan Kabupaten Serang salah satu daerah dengan kasus kematian ibu yang tinggi di Banten.

“Ada trend fluktuasi, kalau dihilangkan susah tapi ditekan agar ada pada angka normal,” terangnya pada Senin (6/2/2023).

Selain itu, ada 260 kasus kematian bayi pada 2020, baik meninggal saat baru lahir atau sebulan pasca lahir. Tahun 2021 ada penurunan kasus menjadi 209 kasus, dan tahun 2022 kembali menurun menjadi 202 kasus.

Jika melansir dari Jurnal Majority, beberapa penyebab kematian bayi bisa terjadi karena masalah pernapasan, kuning, atau cedera saat lahir.

Kendati demikian, ia mengatakan kasus kematian ibu dan anak di Kabupaten Serang perlu dapat perhatian dari berbagai pihak.

“Kita harus sinergis untuk mencapai tujuan,” ujarnya dalam sambutan sambutan pembukaan acara sosialisasi program penyelematan ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Serang.

Faktor Penyebab Kematian Ibu dan Anak

Pandji menyebutkan ada beberapa faktor penyebab kematian ibu dan bayi. Beberapa di antaranya faktor geografis, faktor perilaku, dan faktor kebersihan lingkungan. Selain itu, masalah sosial budaya, ekonomi, dan faktor kurangnya pelayanan kesehatan menjadi penyumbang kematian ibu dan anak.

Pandji juga menuturkan penyebab kematian ibu dan anak di antaranya ketidakmampuan dalam pemenuhan gizi standar minimum, obesitas, dan anemia.

Upaya Pemkab Serang

Salah satu upaya yang sedang Pemkab Serang kerjakan dalam menekan kasus tersebut dengan memperbaiki jalan sebagai sarana transportasi. Hal ini agar mempermudah dalam mengakses rujukan.

Selain itu, perbaikan jalan dapat meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat.

“Kalau ada peningkatan ekonomi, otomatis kemampuan konsumsi gizi akan meningkat,” ujar Pandji.

Tak hanya itu, upaya lainnya yang Pemkab Serang lakukan adalah dengan pemenuhan bidan desa di hampir setiap desa, menyediakan ambulans desa, dan memperbaiki mutu fasyankes.

Kemudian, Pemkab Serang pun menghadirkan tim kesehan ibu bayi baru lahir dan Kibla di setiap kecamatan dan desa.

Berbagai pihak sangat berperan untuk menekan angka kematian ibu dan anak, mulai dari PKK, bidan desa, hingga karang taruna.

 

Sumber:

Meisuri, Nidia Putri, dkk. 2018. Faktor Kematian yang Mempengaruhi Kejadian Kematian Perinatal, Universitas Lampung: Majority, 7(3), https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/2063/2031

Bagikan ini
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *