Connect with us

News

Atasi Stunting di Kabupaten Lebak Sejak Remaja

Published

on

stunting kabupaten lebak
Ilustrasi Stunting | Sumber: https://rsudmangusada.badungkab.go.id/

LEBAK, GENZPEDIA – Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten mengatasi stunting sejak remaja putri agar tidak mengalami kekurangan gizi dan sehat.

Upaya Atasi Stunting di Kabupaten Lebak

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, dr Nurul Isnaeni menyebutkan upaya atas stunting seperti melakukan aktivitas fisik, dan makan bergizi sesuai isi piringku.

Tak hanya itu, semua remaja putri tablet tambah darah setiap seminggu sekali agar tak terhindar dari anemia.

“Kami melakukan kegiatan remaja putri agar tumbuh sehat dan dapat mencegah kekurangan gizi,” terangnya pada Rabu (1/2/2023), melansir antaranews.com.

Sementara itu, agar terhindar dari stunting yang mengakibatkan gagal tumbuh, usia minimal calon pengantin perempuan yaitu 19 tahun. Untuk calon pengantin pria minimal usianya 22 tahun.

Kemudian, calon pengantin harus mengunggah eksimil atau elektronik siap nikah dan hamil.

Baca Juga: Pemprov Banten Beri Bantuan Keuangan Desa Rp 60 Juta

Selanjutnya, calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, salah satunya di puskesmas. Kemudian, calon pengantin mengikuti pemeriksaan berat badan, status gizi, hemoglobin, tinggi badan, dan lingkar lengan. Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon pengantin.

Anjuran untuk Berobat

Apabila ada kelainan atau kesehatannya terganggu, calon pengantin akan dianjurkan untuk berobat.

Nurul memaparkan bahwa saat ada kelainan pada kesehatan, mereka boleh menikah asalkan menunda kehamilan dengan mengikuti KB.

Pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan kehamilan dalam enam kali, lima di antaranya melakukan pemeriksaan di USG puskesmas. Pemeriksaan kehamilan sendiri bertujuan agar kandungan tidak ada kelainan. Selain itu, sang ibu harus mengonsumsi tablet tambah darah 90 kali selama kehamilan dan mengonsumsi makanan bergizi.

Saat kelahiran pun ditangani oleh tenaga medis dan pemeriksaan kesehatan pasca kelahiran oleh dokter maupun perawat. Selain itu, pemberian ASI ekslusif pada bayi selama enam bulan pertama kehidupan tanpa memberikan makanan yang lain.

Nurul juga mengimbau ibu mengonsumsi makanan bergizi dari bahan pangan lokal, seperti telur, daging unggas, ikan, buah-buahan, dan sayuran.

Angka Stunting Kabupaten Lebak Menurun

Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP2KBP3A Kabupaten Lebak, Hj Tuti Nurasiah menyebutkan kasus angka prevalensi stunting menurun.  Sebelumnya hingga tanggal 1 Desember 2022 ada  6.495 orang, kini menurun menjadi 4.618 orang.

Penurunan angka stunting di Kabupaten Lebak berkat implementasi dari rekomendasi empat pakar, yaitu dokter spesialis anak, ahli gizi, dan dokter spesialis kandungan.

Menurut para pakar tersebut, beberapa penyebab stunting di antaranya ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya saat melahirkan, kurangnya air bersih, dan  tidak memiliki jamban. Selain itu, bayi yang sering terpapar asap rokok dan tidak membiasakan anak mengonsumsi protein hewani rentan mengalami stunting.

Tuti mengapresiasi mengenai penurunan angka prevalensi stunting di Kabupaten Lebak.

“semua yang terlibat berjalan dengan baik untuk penanganannya, bahkan di tingkat kecamatan adanya orangtua asuh,” terangTuti.

Bagikan ini