Connect with us

News

Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Cihampelas Ancam Golput di Pilkada

Published

on

NGAMPRAH, GENZPEDIA – Protes jalan rusak dengan unjuk rasa atau menanam pohon pisang di jalan yang rusak, sudah biasa. Tapi berbeda dengan warga dan Kepala Desa Tanjunglaya dan Desa Mekarjaya di Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat yang memilih protes seperti layaknya pencalonan kepala daerah atau anggota legislatif. 

Sebuah baliho dengan ukuran yang cukup besar dipasang di pertigaan Jalan Cihampelas dengan tulisan “Masyarakat Tanjungjaya dan Mekarjaya tidak akan ikut serta dan berpartisipasi dalam Pilkada Sebelum Jalan Kabupaten Cihampelas-Bunder diperbaiki.”

Dikatakan Kepala Desa Tanjungjaya Tintin Marlina protes sebelumnya dilakukan dengan menanam pohon pisang dan jagung di tengah jalan. Foto-foto protes tersebut menjadi viral di media sosial.

“Namun, itu tak cukup menggugah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat karena sampai saat ini belum ada kepastian jalan akan segera diperbaiki,” kata Tintin, pada Kamis 27 Oktober 2022.

Tintin menyebutkan ada foto dirinya dan Kades Mekarjaya dalam baliho itu atas sepengetahuannya. Hal itu sebagai bentuk Tintin mendukung langkah yang diambil masyarakat yang menginginkan jalan yang layak dinikmati. 

“Masyarakat tahunya itu merupakan jalan desa. Ini yang saya jelaskan pada mereka bahwa jalan itu merupakan jalan kabupaten,” katanya.

Tintin juga mengatakan permintaan untuk perbaikan jalan tersebut selalu diajukan dalam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang). Namun tidak pernah direalisasikan. 

Lebih lanjut menurut Tintin, Jalan Cihampelas yang merupakan jalan protokol selalu diperbaiki. Namun, ia menyayangkan akses jalan menuju Desa Tanjungjaya malah belum pernah diperbaiki. 

Kondisi jalan saat ini banyak lubang, yang saat diguyur hujan akan menimbulkan genangan. Jalan Cihampelas-Bunder ini memiliki panjang 11 kilometer. Sepanjang 3 kilometer-nya mengalami kerusakan.

“Kerusakan jalan ini betul-betul mengganggu aktivitas warga. Baik yang bekerja, sekolah, maupun masyarakat yang akan menjual hasil panen palawija dan ikan,” ujar Tintin.***

Bagikan ini