Connect with us

Opini

Ngobrolin Soal Gen Z dari Lahir hingga Teori Konspirasi Illuminati

Published

on

Ilustrasi Generasi Z

JAKARTA, GENZPEDIA – Halo sobat GENZPEDIA! Beberapa tahun ini sering sekali ungkapan itu dilontarkan. Tapi kelen paham gak sih apa itu GenZI? Untuk memahaminya coba kita tarik mudur ke belakang.

Diketahui bawa, populasi dunia yang terus berkembang menciptakan beberapa generasi. Mulai dari Generasi Baby Boomers (1946-1960), Gen X (1965-1980), Gen Y atau Milenials (1981-1996) hingga generasi yang saat ini sedang memegang peran vital, yakni Generasi Z atau Gen Z (1997-2012). Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z merupakan generasi pertama yang sejak lahir (jebrot) sudah terpapar oleh teknologi.

Sejatinya alat apapun yang berfungsi untuk memudahkan hidup manusia adalah teknologi, dari resleting celana sampai tusuk gigi juga teknologi. Namun, kembali ke pembahasan Gen Z yang sudah terpapar dengan teknologi sejak kecil, maksudnya adalah teknologi komputer dan antek-anteknya yang sudah terkoneksi internet dan telah merubah cara hidup di dunia sekarang ini.

Perkembangan teknologi yang memaksa perubahan gaya hidup manusia tentu juga merubah laku hingga sudut pandang manusia.  Problem bermunculan dimana generasi yang lebih tua merasa bahwa Gen Z ini tidak kompeten, manja dan susah dimengerti. Padahal, bukankah tiap ada generasi baru, generasi tua selalu merasa seperti itu? Sikap inklusif dan perasaan bahwa generasinya adalah yang terbaik wajar dan umum terjadi.

Tak sepaham, tapi Gen Z itu unik. Sebuah generasi yang memiliki sudut pandang yang lebih luas dari generasi sebelumnya, cara berpikir yang lebih terbuka dalam menerima perbedaan yang disebabkan oleh keterbukaan informasi yang sudah mereka dapat sedari muda.

Bahkan, seorang Gen Z, sebut saja bernama Daemon, mengatakan, “dengan keterbukaan teknologi sekarang, batas-batas wilayah antar negara sudah tidak terasa lagi bahkan seperti tidak ada”.

Mendengar pernyataan tersebut entah kenapa kok jadi teringat dengan teori konspirasi Illuminati yang ingin menyatukan dunia di bawah satu negara. Ketika saya ceritakan ke Daemon, di luar ekspresi yang biasanya dimunculkan generasi lama. Dia malah tertarik dan setuju dengan Grand Plan Iluminati tersebut, karena 1 negara jadi akan lebih mudah untuk mencari kerja di daerah lain, bisa travelling ke dataran lembah Tibet tanpa butuh paspor, ucapnya saat itu.

Dari obrolan tersebut, keunikan Gen Z terasa kuat pada posisi di mana mereka tidak lagi merasakan kekhawatiran yang dirasakan generasi sebelumnya atau bahkan yang sebelumnya bukan masalah bagi generasi lama, menjadi sebuah masalah besar bagi Gen Z, misalnya Mental Health Issue. (Cah Semarang)

Bagikan ini