Connect with us

News

Tekan Kasus Stunting, Pemprov Banten Gaet FK UI

Published

on

tekan-kasus-stunting-pemprov-banten-gaet-fk-ui
Ilustrasi | Sumber: https://rsudmangusada.badungkab.go.id/

SERANG, GENZPEDIA – Dalam rangka menekan kasus stunting, Pemerintah Provinsi Banten bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI. Tak hanya kasus stunting, kerja sama ini untuk menekan kasus kemiskinan ekstrim dan gizi buruk.

Tekan Stunting melalui Kerja sama dengan FK UI

Kerja sama Pemprov Banten dan FK UI tersebut untuk memberikan hak sehat bagi masyarakat, kemajuan daerah Banten dan generasi bangsa.

Kerja sama tersebut mengusung program untuk menekan stunting yaitu memeriksa tumbuh kembang bayi dua tahun dan ibu hamil pada keluarga rentan stunting.  Pemeriksaan tersebut di Balai Desa Banyumas, Jl. Raya Saketi Malingping KM. 4, Kec. Bojong, Kab. Pandeglang.

PJ Gubernur Banten, Al Muktabar memaparkan bahwa penanganan stunting, kemiskinan ekstrim dan gizi buruk menjadi salah satu fokus Pemprov Banten.

Al Muktabar menyebutkan, 55 dokter dari UI tersebar di kabupaten/kota di Provinsi Banten. 55 Dokter tersebut akan melakukan pemeriksaan tumbuh kembang bayi dua tahun stunting dan ibu hamil pada keluarga rentan stunting.

Selain itu, ia menyebutkan PKK menjadi salah satu institusi yang berperan penting untuk memberikan pelayanan terutama di bidang kesehatan pada masyarakat.

Baca Juga: Manfaatkan Dunia Digital, Pemkot Tangerang Harap Berdampak Positif

“Dengan struktur itu, banyak yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini,” ujarnya, dikutip dari bantennews.com.

Saat ini, Forkopimda dan OPD Provinsi Banten sedang fokus untuk melaksanakan program kegiatan untuk penanganan stunting, kemiskinan ekstrim, dan gizi buruk.

Aksi Nyata PKK dalam Menekan Stunting

Kemudian, Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tine Al Muktabar mengatakan kerja sama tersebut merupakan wujud nyata untuk menekan angka stunting. Selain itu, untuk menekan gizi buruk dan kemiskinan ekstrim di wilayah Banten.

Pihak PKK Provinsi Banten memberi bantuan pada bayi stunting dan ibu hamil keluarga rentan stunting dengan pemberian makanan sehat dan bantuan sosial.

“Semoga, mampu memberikan percepatan penanganan stunting di Provinsi Banten,” terang Tine.

Prevalensi Stunting di Banten Masih Tinggi

Sekretaris Dekan FK UI, DR Yuli Budiningsih menyebutkan bahwa perlunya penanganan yang komprehensif untuk mengatasi stunting.

Apabila tak ditangani, hal ini bisa berdampak pada peran sosial di wilayah Banten dan kemiskinan di masa depan. Selain itu, mengingat 24 persen jumlah prevalensi stunting saat ini, Provinsi Banten harus menekan angka tersebut.

DR Yuli Budiningsih optimis bisa menekan prevalensi hingga 10 persen melalui kerja sama tesebut. Selain itu, adanya promosi kesehatan dan pencegahan oleh berbagai lapisan masyarakat terkait.

“Pemerintah pada tahun 2024 menargetkan angka prevalensi stunting sebesar 14 persen,” ucapnya.

Bagikan ini